Minggu, 09 Januari 2011

Permainan baru anak muda " Fingerboard"

Jika dilihat sepintas, memang tidak ada yang istimewa dengan apa yang mereka sibukkan, hanya menggores, membolak-balik, memutar dan sesekali meloncat-loncatkan papan kecil beroda di sebuah lintasan papan luncur 'mini' yang desainnya serupa dengan skate board park yang sering kita lihat dilayar televisi.



Teknik loncatan demi loncatan dengan kedua jari (jari tengah dan jari telunjuk) mereka merupakan teknik-teknik dan istilah serupa yang digunakan oleh para pemain skateboard dalam menunjukkan aksinya.
"Cuma bedanya kalau main ini tanpa perlu nyali, kalau skateboard kan selain skill juga butuh nyali, cuma itu aja sih bedanya," kata Angga Panda pendiri komunitas Fingerboard Indonesia seraya menambahkan kedua jari yang digunakan ibarat kedua kaki yang berpijak pada sebuah skateboard.

"Hampir rata-rata seluruh teknik yang ada dalam skateboard bisa juga diterapkan di fingerboard namun satu yang belum mungkin dilakukan adalah teknik flip spin (berputar di udara)," tambah Angga.


Ia menjelaskan, spin yang dimaksud adalah berputar di udara hingga 360 derajat, karena, jika menggunakan tangan, mustahil bisa melakukan 360 derajat. Lain halnya dengan teknik spin dalam skateboard yang menggunakan seluruh anggota badan untuk melakukan teknik ekstrem yang satu ini.

Satria, salah satu anggota komunitas Fingerboard, yang juga merupakan pemain skateboard mengatakan, kedua permainan tersebut memiliki tantangan yang berbeda sehingga timbul sensasi yang berbeda pula ketika melakukan masing-masing permainan tersebut.
"Paling-paling mencoba membiasakan jari-jari untuk bergerak layaknya sepasang kaki. Intinya, teknik pop (tendangan) ataupun flip-nya sama dengan skateboard. Factor kesulitan semacam itulah yang membuat orang addict," ungkap Satria.


Selain itu, katanya, jenis permainan ini terbilang cukup murah, karena, harga fingerboard berkisar antara Rp100.000, keatas serta untuk mendapatkannya tergolong mudah di Jakarta. "Namun, selera orang masing-masing, jadi ada yang kadang memodifikasi fingerboard mereka untuk lebih nyaman dan enak dimainkan. Kalau produk impor paling mahal bisa sampai Rp1,8 juta."
Komunitas yang pada 2008 lalu hanya beranggotakan 40 orang, saat ini telah mampu menjaring sekitar 2000-an orang se-nusantara yang tergabung dalam Facebook mereka (Fingerboard Indonesia). Salah satu ruko dikawasan Bulungan, Jakarta juga menjadi tempat nongkrong favorit mereka karena menyediakan 'fingerboard park' sebagai ajang berlatih ataupun 'kongkow-kongkow'.


0 komentar:

Posting Komentar

Pages 231234 »
Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More